Murai Batu Yang Serak dan Tipsnya

Murai Batu Yang Serak dan Tipsnya
Pernah mengalami kejadian di mana burung murai batu (MB) kesayangan Anda mengalami serak, sehingga performa suaranya menurun drastis? Suara serak bisa berlangsung singkat, dan burung langsung macet bunyi. Namun, bisa juga prosesnya berlangsung agak lama, tetapi hasil akhirnya juga sama: macet bunyi. Untuk mengatasinya tergantung dari faktor pemicunya. Di sini diperlukan napak tilas mengenai apa yang kita berikan atau diterima MB sebelum mengalami serak. Berikut ini tips deteksi dini terhadap kondisi murai batu yang serak.

Suara serak sebenarnya bukan masalah murai batu saja, tetapi juga sering dialami burung berkicau lainnya. Murai batu yang mengalami serak jelas akan mengalami penurunan kualitas suaranya. Volume suara yang biasanya keras tiba-tiba menjadi parau . Frekuensi berkicau yang semula tinggi pun akan berubah menjadi rendah (jarang berkicau), sampai akhirnya macet bunyi.

Sebelum macet bunyi, sebaiknya dilakukan penanganan segera. Sebab mengobati burung yang serak relatif lebih mudah daripada mengatasi burung yang macet bunyi, apalagi untuk burung lomba sekelas murai batu.

Seperti dijelaskan sebelumnya, untuk mencari sebabnya, kita perlu melakukan retrospeksi, napak tilas, atau mengingat kejadian apapun mengenai apa yang pernah kita berikan atau diterima MB sebelum mengalami serak. Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab murai batu mengalami serak, beserta solusinya :

1. Serak akibat penjemuran terlalu lama
Masalah ini paling sering muncul. Hampir semua artikel mengenai perawatan burung berkicau selalu menyertakan aktivitas penjemuran, di samping setelan pakan dan extra fooding, mandi, dan pemasteran.

Beragam informasi mengenai cara penjemuran burung berseliweran di internet. Kalau tidak hati-hati dalam menyaring informasi tersebut, kita sering terjebak untuk membenarkan apa saja yang ditulis dalam artikel tersebut.

Satu hal yang selalu dianjurkan dalam melakukan penjemuran adalah sebagai berikut:
Waktu penjemuran : diusahakan dalam rentang waktu pukul 08.00 – 11.00.
Durasi penjemuran: diusahakan dalam kisaran 1-2 jam, disesuaikan dengan kondisi dan karakter burung.

Sebagai contoh, Anda mulai menjemur pukul 08.00 dengan durasi 1 jam, berarti burung harus segera diangkat pukul 09.00. Jika ingin menjemur mulai puku 08.30 dengan durasi 2 jam, maka burung harus sudah diangkat pukul 10.30.

Pukul 11.00 merupakan batas maksimal waktu penjemuran, tetapi bersifat relatif. Di daerah yang berhawa sejuk seperti Bogor, Kaliurang, dan Batu, batasan waktu ini sangat tepat. Tapi bagi kota berhawa panas seperti Semarang, Jakarta, atau Surabaya, batasan maksimal bisa sedikit dikurang menjadi pukul 10.00 – 10.30.

Untuk mencegah kemungkinan serak, prinsip “lebih cepat lebih baik” perlu diterapkan. Maksudnya penjemuran dilakukan mulai 08.00, dengan durasi 1-2 jam. Ini jauh lebih aman. Sebab, seringkali kita tidak menyadari bahwa penjemuran terlalu lama bisa membuat individu murai batu tertentu mengalami heat stress.

Dalam kondisi awal, burung yang mengalami heat stress akan terlihat gelisah, sering turun ke plangkringan, suaranya menjadi serak, dan mulai jarang berbunyi. Maka, ketika Anda melakukan penjemuran dan melihat MB dengan gejala seperti ini, bisa dipastikan inilah penyebab utama mengapa suaranya menjadi serak.

Agar tidak mengulangi kesalahan yang sama, durasi penjemuran perlu dikurangi di hari-hari berikutnya, setelah burung sembuh dari seraknya.

Solusi mengatasinya :
Untuk sementara waktu, stop dulu penjemuran.
Burung setiap hari dikerodong secara penuh, tetapi kotorannya harus dibersihkan dua kali sehari: pagi dan sore hari.
Berikan BirdTwitter selama 3-4 hari, atau sampai kondisi seraknya hilang. Untuk penggunaan yang efektif, silakan lihat cara pakainya di link tersebut.
Khusus MB yang serak akibat heat stress, penanganan tidak boleh ditunda lagi. Sebab jika tidak segera ditangani, sangat mungkin gejala heat stress akan melebar menjadi heat stroke.

Jika gejala stress terlihat ketika burung masih dijemur, Anda bisa meringankan penderitaannya dengan cara menyemprotkan air ke tubuhnya, secara bertahap, sampai akhirnya basah kuyup, lalu dianginkan. Selebihnya mengikuti solusi di atas.